Jumat, 26 Juni 2015

Sang Boneka Bagian 2

Tiba-tiba  pintu ruangan terbuka dan seorang ibu masuk dengan membawa sebuah gerobak yang penuh berisi mainan. Kemudian keempat anak lelaki yang  masih bermain dengan mainan mereka masing-masing, diperintah untuk memilih dan mengambil mainan yang ada di gerobak baru tersebut.

Mereka berbaris rapi sesuai urutan yang sudah diberikan di awal.

Anak 1 : "Ihhhh.... Ada boneka baru, cantik.... Tapi aku ambil alat gambar aja deh"

Anak 2 : "Ada boneka baru. Tapi aku ga tertarik, ga cantik. Aku ambil pistol aja"

Anak 3 : "Boneka lagi? Hadeh... Catur aja deh. Biar keren"

Anak 4 : "Hah boneka lagi... masalah lagi..."

Sang Boneka 2 : "Kenapa kamu bilang boneka masalah?"

Anak 4 : "Tidak... Aku tidak bilang boneka itu masalah..."

Sang Boneka 2 : "Terus kenapa mukamu ga enak seperti itu?"

Anak 4  : "Tidak ada..."

Sang Boneka 2 : "Kalau tidak ada apa-apa, kenapa kamu tidak ambil aku saja?"

Anak 4  : "Hah? Kenapa harus aku?"

Sang Boneka 2 : "Karena cuma kamu yang bilang aku masalah."

Anak 4 : "Hmmmm... Baiklah, Aku bayar kesalahanku. Aku juga ambil bola basket ini"

Sang Boneka 1 mendengar percakapan mereka dan mendekat.

Sang Boneka 1 : "Anak 4... Kamu yakin ingin mengambil boneka tadi?"

Anak 4 : "iya..."

Sang Boneka 1 : "Kamu sudah tidak mau bermain denganku lagi?"

Seluruh anak melihat ke arah mereka bertiga

Anak 4 : "Aku tidak tahu. Maaf. Aku ambil boneka dan bola basket"

Anak 2 mendekati sang boneka 1

Anak 2 : "Hei, boneka cantik. Anak 4 sudah tidak mau bermain lagi denganmu. Bermain  sajalah denganku. Dan kamu akan selalu bahagia."

Sang Boneka 1 : "Baiklah..."

Semua anak memulai kembali bermain dengan mainan yang sudah mereka pilih. Anak 1 dengan ring, bola basket dan alat gambarnya. Anak 2 dengan robot, pistol dan bonekanya. Anak 3 dengan gitar, alat gambar, bola dan caturnya. Sedangkan anak 4 dengan pistol, boneka dan bola basketnya.

Mereka bermain sendiri-sendiri dengan asik.

Sang Boneka 2 : "Anak 4... Apakah anak 2 sangat mencintai bonekanya itu?"

Anak 4 : "Iya, pasti..."

Sang Boneka 2 : "Apa anak 2 yang mengambil boneka tersebut dari gerobak mainan juga?"

Anak 4 :  "Bukan"

Sang Boneka 2 : "Lalu siapa?"

Anak 4 : "Aku"

Sang Boneka 2 : "Tapi kenapa dia sekarang bersama anak 2 dan sepertinya dia lah yang memiliki boneka tersebut?"

Anak 4 : "Karna dia mencintai boneka itu"

Sang Boneka 2 : "Kalau dia mencintai boneka itu kenapa dia tidak mengambilnya dari gerobak mainan?"

Anak 4 : "Aku tidak tahu"

Sang Boneka 2 : "Kamu tidak mencintai boneka itu?"

Anak 4 : "Aku tidak tahu"

Sang Boneka 2  : "Tidak tahu berarti iya kan?"

Anak 4 : "Aku tidak peduli"

Sang Boneka 2 : "Tidak peduli atau mencoba untuk tidak peduli?"

Anak 4 : "Kita cari bahasan yang lain..."

Sang Boneka 2 : "Aku menyukai anak 2 sejak dia berbaris menunggu gilirannya mengambil mainan..."

Anak 4 : "Kenapa tidak kamu suruh anak 2 mengambilmu seperti kamu menyuruhku?"

Sang Boneka 2 : "Karna dia bilang aku tidak cantik"

Anak 4 : "Buatku kamu cantik"

Sang Boneka 2 : "Kamu mencintaiku?"

Anak 4 : "Mungkin. Kamu menyesal  bermain denganku?"

Sang Boneka 2 : "Tidak. Tapi aku ingin bermain dengan anak 2. Aku ingin dia peluk seperti dia memeluk bonekanya itu."

Anak 4 : "Kamu boleh bermain dengan anak 2 seperti yang kamu inginkan"

Sang Boneka 2 : "Kamu tidak mengikatku?"

Anak 4 : "Tidak. Aku tidak pernah mengikat dan memaksa"

Sang Boneka 2 : "Terima kasih..."

Berjalanlah sang boneka 2 ke arah anak 2

Sang Boneka 2 : "Anak 2... Bolehkah aku bermain denganmu?"

Anak 2 : "Silahkan, boneka 2.."

Sang Boneka 2 : "Terima kasih..."

Dari belakang anak 3 mengamati anak 4.

Anak 3 : "Hei, anak 4. Kemana boneka 2 ?"

Anak 4 : "Dia bermain dengan anak 2"

Anak 3 : "Kasihan sekali kamu selalu ditinggal pergi oleh boneka-boneka yang kamu ambil sendiri. Apakah kamu tidak bisa membuat mereka bahagia?"

Anak 4 : "Mungkin benar katamu, anak 3. Mereka mungkin tidak bahagia bersamaku."

Anak 3 : "Kamu sangat tidak menarik. Aku lebih menarik daripada kamu.  hahahaha"

Anak 4 : "Kamu sungguh sangat menarik, anak 3."

Dari pojok ruangan tersebut

Sang Boneka 1 : "Anak 2... Bolehkah aku tidak bermain denganmu sebentar?"

Anak 2 : "Ada apa, boneka 1?"

Sang Boneka 1 : "Aku hanya ingin merasakan kebebasan."

Anak 2 : "Bukan karna kamu cemburu denganku?"

Sang Boneka 1 : "Bukan"

Anak 2 : "Silahkan, boneka 1. Tapi  harus kamu tau aku hanya mencintaimu. Dengan boneka 2 dia hanya teman bermain saja"

Sang Boneka 1 : "Aku tau... Terima kasih..."

Berjalanlah sang boneka 1 keluar dari dekapan anak 2 dan duduk tenang di tengah ruangan. Melihat sang boneka 1 yang seorang diri tersebut membuat anak 4 merasa kasihan dan kemudian mendekatinya.

Anak 4 : "Hei..."

Sang Boneka 1 : "Hei..."

Anak 4 : "Boleh aku duduk di sini?"

Sang Boneka 1 : "Silahkan..."

Anak 4 : "Terima kasih.... Apa yang sedang kamu lakukan di sini? Kenapa tidak bermain dengan anak 2?"

Sang Boneka 1 : "Aku sedang ingin sendiri"

Anak 4 : "Karena kamu tidak suka anak 2 juga bermain dengan boneka 2?"

Sang Boneka 1 : "Bukan"

Anak 4 : "Kamu cemburu melihat mereka?"

Sang Boneka 1 : "Tidak"

Anak 4 : "Lalu kenapa kamu di sini? anak-anak yang lain akan berpikir sama denganku."

Sang Boneka 1 : "Aku rindu kebebasan"

Anak 4 : "Baiklah... Apapun alasanmu."

Sang Boneka 1 : "Kamu menyukai boneka 2?"

Anak 4 : "Tidak"

Sang Boneka 1 : "Kamu cemburu dengannya?"

Anak 4 : "Tidak sama sekali"

Sang Boneka 1 : "Lalu kenapa kamu duduk tersungkur di sebelahku?"

Anak 4 : "Aku simpati denganmu dan aku ingin menemanimu. Tidak boleh?"

Sang Boneka 1 : "Sungguh sangat aku bolehkan. Aku senang kamu di sini bersamaku. Kita tidak terlihat bersenang-senang, tapi dalam diri kita sebenarnya ada rasa senang yang luar biasa."

Anak 4 : "Kamu tau itu"

Sang Boneka 1 : "Kamu menyukaiku?"

Anak 4 : "Entahlah..."

Sang Boneka 1 : "Katakan saja yang sebenarnya"

Anak 2 : "Hei, boneka... Kenapa kamu masih meminta hatinya untukmu?"

Sang Boneka 1 : "Aku tidak meminta. Aku hanya ingin dia mengatakan yang sesungguhnya kepadaku"

Anak 2 : "Kamu dengar tadi? Dia tidak bisa menjawabnya. Dia itu tidak menyukaimu.  Hanya aku yang benar-benar tulus menyukaimu."

Sang Boneka 1 : "Tidak. Aku merasakan hal yang berbeda. Tatapan matanya dan senyumannya"

Anak 2 : "Kamu lupa? Anak 4 adalah penipu ulung. Dia saja bisa membuat boneka 2 menyukainya kemudian menyuruhnya pergi  begitu saja."

Sang Boneka 1 : "Itu tidak benar!!!"

Anak 4 : "Berhenti! Boneka, itu benar. Aku hanya seorang penipu ulung. Jangan percaya dengan senyuman dan tatapan mataku. Aku seorang penipu. Kembalilah ke anak 2. Dia akan sangat menyayangimu. Dan aku akan keluar dari ruangan kecil ini."

Anak 2 : "Hahahahahahahahaha... Dia sudah mengakuinya, boneka. Kamu tunggu apa lagi? Kemarilah kepadaku. Dan kamu, anak 4. Kamu sungguh bodoh"

Anak 4 : "Terima kasih, anak 2. Kamu memang orang terhebat di sini. Boneka, jika ini tentang salah dan benar, biarkan aku menjadi di pihak yang salah. Dan aku tidak akan membenarkannya. Aku keluar. Selamat tinggal."

Berjalanlah anak 4 menuju pintu keluar. Anak 1 dan anak 3 hanya terpana melihat kepergiaanya. Dan tentang sang boneka 1, dia kembali kepada anak 2 dan bermain bersama dengan boneka 2.


----------------------------------------------------- END -------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar